Pantai Tumpapa merupakan salah satu dari tiga pantai yang memiliki jumlah pengunjung terbanyak di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Menurut data jumlah pengunjung wisatawan 2015-2018, Pantai Tumpapa memiliki jumlah pengunjung sekitar 1500 orang per bulan. Hal ini menempatkan Pantai Tumpapa dalam tingkatan tiga besar kawasan pariwisata yang memiliki jumlah pengunjung terbanyak di Kabupaten Parigi Moutong bersamaan dengan Pantai Kayubura (Anjungan Sail Tomini), dan Pantai Moian Palapi. Potensi pasir putih, ombak yang tenang, hamparan pasir putih yang luas dan mudah untuk diakses merupakan alasan utama mengapa Pantai Tumpapa menjadi salah satu kawasan pariwisata favorit yang dikunjungi oleh para wisatawan.
Beberapa tahun belakangan, kawasan di Pantai Tumpapa dan juga sekitarnya telah mengalami kerusakan yang umumnya terjadi akibat alih fungsi lahan. Dalam rentang waktu tahun 2011-2018 telah terjadi perubahan lahan sebesar 121 hektar di Pantai Tumpapa dan di sekitarnya. Hal ini berpengaruh terhadap kawasan pariwisata di Pantai Tumpapa yang terkenal akan suasana alaminya, dan dapat dilihat dari menurunnya minat wisatawan dalam tiga tahun terakhir.
Pantai Tumpapa masih memiliki beberapa kawasan yang memiliki ekosistem alami yang belum mengalami kerusakan atau mengalami perubahan alih fungsi lahan. Untuk dapat mempertahankan keberadaan ekosistem alami yang masih tersisa ini maka perlu dilakukan upaya konservasi.
Lokasi
Pantai Tumpapa terletak di Desa Malakosa, Kecamatan Balinggi, Kabupaten Parigi
Moutong. Luas wilayah Pantai Tumpapa mencakup wilayah seluas 103.540 M2
atau sebesar 10,3 hektar. Pantai Tumpapa terletak di daerah peruntukkan lahan
untuk kawasan untuk kawasan lindung hutan mangrove dan berdekatan dengan
kawasan budidaya, yakni pertanian lahan basah serta area tambak ikan.
Di
sisi barat dan selatan Pantai Tumpapa sekitar 1 km dari pantai Tumpapa terdapat
gunung dengan ketinggian sekitar kurang lebih 220 meter di atas permukaan laut.
Keberadaan gunung ini membuat Pantai Tumpapa pada jam tertentu di sore hari
mengalami efek bayang (shading) dari
matahari terbenam di sebelah barat.
Sebagian besar vegetasi yang ada di tapak
dipertahankan sebagaimana keadaan aslinya sehingga tidak ada perubahan yang
signifikan ke tapak dan keadaan ekosistem alami yang ada akan tetap terjaga.
Untuk bagian bakau yang mengalami kerusakan akan diadakan penanaman kembali
untuk menghidupkan kembali ekosistem yang sebelumnya pernah ada. Perbaikan
ekosistem bakau dapat memberikan habitat lokal yang ke
depannya dapat dikembangkan lebih jauh lagi untuk menjadi gagasan wisata bakau yang lebih lanjut.
Zonasi
pembagian tiap ruang yang ada di tapak Pantai Tumpapa akan merujuk ke bagian
zona pelayanan,
zona rekreasi, zona operasional pengelola dan operasional resort serta zona
penginapan. Penentuan zonasi didasarkan pada kebutuhan dan juga aktivitas
pelaku pada lingkungan Pantai Tumpapa.
Untuk peletakkan zonasi hal lainnya yang menjadi pertimbangan adalah
potensi dan juga keadaan tapak yang telah ada.
Pada desain eco-resort
di Pantai Tumpapa tata massa bangunan akan mengikuti keadaan asli tapak
sehingga ekosistem alami yang telah ada sebelumnya tidak terganggu oleh
keberadaan desain yang akan dibangun. Perletakkan tata massa bangunan akan
memperhatikan bagian tapak yang dapat digunakan dan yang mana yang perlu
dijaga. Sebagian besar vegetasi yang telah ada sebelumnya akan dipertahankan,
selain untuk menjaga ekosistem yang ada ini juga dilakukan untuk memberikan
perlindungan terhadap angin kencang dan juga peneduh bagi pengunjung yang ada.
Bentukan tata massa yang akan digunakan pada tapak
akan memanfaatkan kombinasi pola organisasi linear dan terpusat. Penggunaan
tata masa linear dan terpusat didasarkan terhadap pola hubungan ruang yang
telah ditentukan pada pembahasan zonasi ruang yang ada di tapak.
Pada tingkatan individual bangunan, atap
yang tinggi dapat mengurangi intensitas panas matahari yang ada sehingga para
pengguna di dalamnya tidak merasa kepanasan. Pemilihan material yang sesuai
dengan keadaan lingkungan sekitar juga diharapkan dapat memberikan tingkat
kualitas bangunan yang ada. Serta yang terakhir adalah adaptasi bangunan yang
dapat memberikan kenyamanan bagi masyarakat di daerah pesipsir pantai.
Bentuk
dasar sebagian besar bangunan pada resort akan diambil dari bentuk bangunan
yang umum yang sering ditemukan di daerah Sulawesi Tengah yakni persegi
panjang. Transformasi atap akan mengikuti situasi keadaan dari lingkungan
sekitar sehingga akan menyesuaikan dengan tapak, akan tetapi pada dasarnya
mengikuti desain yang sudah diterapkan sebagai berikut. Penggunaan bangunan
panggung dapat membantu menjaga sirkulasi udara di dalam bangunan tetap sejuk
karena adanya sirkulasi penghawaan yang melalui bangunan pada rongga di bagian
bawah.
Pendekatan
konsep bentuk yang dilakukan pada perancangan bangunan yang ada di Resort
Pantai Tumpapa menggunakan pendekatan pragmatis. Sesuai dengan definisi yang
diberikan oleh Geoffrey Broadbent dalam bukunya “The Design in Architecture” (1973). Pendekatan desain secara
pragmatis (Pragmatic Design), merupakan
proses desain yang mengacu pada proses trial and error, dengan memanfaatkan
berbagai sumber daya (material) yang ada sedemikian rupa untuk memenuhi maksud
yang ingin dicapai.
Untuk
penggunaan material dan warna bangunan, ketersediaan material dan keadaan
lingkungan sekitar menjadi faktor utama dalam penentuannya. Oleh karena itu
bahan material yang digunakan pada bangunan – bangunan adalah material yang
dapat dengan mudah ditemukan di daerah kawasan Pantai Tumpapa. Material yang
dimaksud merupakan material yang dapat diakses tanpa perlu mengimpor dari luar
daerah sehingga dapat mengurangi beban dari segi ekonomi maupun segi
lingkungan. Material-material tersebut adalah kayu ulin, kayu kelapa dan
material bambu.
Desain eco-resort di Pantai Tumpapa dibuat dengan memperhatikan dampak seminimal mungkin terhadap lingkungan. Penentuan zonasi, tatanan massa, pemilihan material, penataan vegetasi, lanskap, dan juga pemilihan material dan struktur bangunan menggunakan prinsip ini dalam proses perancangan. Selain hal tersebut pertimbangan akan kenyamanan pengguna dan juga fungsionalitas resort juga tetap masuk dalam proses perancangan sehingga dapat mewujudkan perancangan resort yang sesuai dengan prinsip eco-resort.
Vidio Animasi : https://youtu.be/15-DXcaGtLw
Komentar
Posting Komentar